Saham emiten teknologi, GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), terus mengalami pelemahan dalam perdagangan Senin (16/10), menandai pelemahan keenam hari beruntun. Performa saham ini telah menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. Kemarin, saham GOTO sempat mencapai level Rp 54 per saham sebelum akhirnya bergerak kembali ke level Rp 66. Meskipun terjadi fluktuasi nilai, perdagangan saham GOTO tetap menjadi perhatian utama di bursa dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,21 triliun, mencatat lebih dari seperlima total nilai transaksi bursa yang mencapai Rp 10,46 triliun.
Dalam perdagangan kemarin, broker dengan kode AK, UBS Sekuritas Indonesia, menjadi pihak yang paling banyak melepas (net) saham GOTO. AK menjual 19 juta lot saham GOTO dengan harga rata-rata Rp 61 per saham, setara dengan nilai transaksi Rp 113 miliar. Selama lima hari perdagangan terakhir (10-16 Oktober), AK tercatat telah melepas saham GOTO senilai Rp 336 miliar ke pasar. Broker peringkat ke-2 yang paling banyak melepas saham GOTO adalah CLSA Sekuritas Indonesia (kode: KZ), dengan penjualan senilai Rp 76 miliar.
Di sisi lain, Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjadi salah satu broker yang menandahi perdagangan kemarin. Broker dengan kode YP memborong 4 juta lot saham GOTO dengan harga rata-rata Rp 62 per saham, mencapai nilai transaksi Rp 25 miliar. Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga menjadi salah satu pembeli utama saham GOTO dalam sepekan, dengan akumulasi pembelian senilai Rp 108 miliar sejak Selasa (10/10).
Namun, dalam sepekan tersebut, CGS-CIMB Sekuritas Indonesia tercatat sebagai broker yang paling aktif dalam menandahi perdagangan saham GOTO. Mereka telah memborong 17 juta lot dengan harga rata-rata Rp 76 per saham, senilai Rp 135 miliar. Pergerakan yang dinamis dalam perdagangan saham GOTO mencerminkan ketertarikan dan perhatian yang luas di pasar atas emiten hasil merger Gojek dan Tokopedia ini, dengan berbagai pihak berpartisipasi dalam perubahan nilai dan arah pergerakan saham ini.
Pendiri Jual, Hedge Fund Serok
Sebelumnya, terjadi aksi jual pada saham GOTO yang diduga dipicu oleh korporasi perusahaan dalam bentuk private placement dengan investor strategis baru, IFC. Situasi semakin memburuk setelah pengungkapan informasi dari Komisaris GOTO dan pendiri Tokopedia, William Tanuwijaya, yang menjual sebanyak 322,22 juta saham Seri A miliknya. Aksi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor dan mendorong harga saham GOTO untuk terus merosot. Keadaan ini semakin melengkapi fakta bahwa harga saham GOTO selama sebulan terakhir belum pernah mencapai zona hijau.
Meskipun demikian, investor institusional dan perusahaan manajemen dana besar tampaknya masih belum menurunkan porsi kepemilikan mereka di saham GOTO. Faktanya, beberapa manajer aset terbesar di dunia justru terlihat tengah memborong saham GOTO ketika harga saham tersebut mengalami penurunan signifikan di akhir pekan lalu.
BlackRock, yang merupakan salah satu manajer aset terbesar di dunia yang berbasis di Amerika Serikat, diketahui meningkatkan kepemilikan saham GOTO. Mereka secara agresif memborong lebih dari 1 miliar saham GOTO di akhir pekan lalu. Perusahaan ini mulai secara teratur mengumpulkan saham GOTO setelah terjadinya rebalancing indeks MSCI yang mencakup GOTO sebagai salah satu konstituennya. Tindakan ini menunjukkan keyakinan yang kuat dari manajer aset besar dalam potensi pertumbuhan dan nilai jangka panjang yang dimiliki oleh GOTO, meskipun ada turbulensi di pasar saham.